Harga Minyak Turun Terendah Jelang Pertemuan OPEC+

Harga Minyak Turun Terendah Jelang Pertemuan OPEC+
Harga Minyak Turun Terendah Jelang Pertemuan OPEC+

JAKARTA - Harga minyak dunia kembali mengalami tekanan signifikan, turun sekitar 2% dan mencatat level terendah dalam empat bulan menjelang pertemuan OPEC+ akhir pekan ini.

Anjloknya harga dipicu kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan global, di tengah ekspektasi kenaikan produksi dari anggota OPEC+.

Melansir Reuters pada Jumat, 3 Oktober 2025, harga minyak Brent berjangka turun US$1,20 atau 1,8% menjadi US$64,15 per barel, level terendah sejak 2 Juni. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS melemah US$1,30 atau 2,1% ke US$60,48 per barel, terendah sejak 30 Mei.

Baca Juga

Freeport Serahkan 12 Persen Saham Gratis, Perkuat Kepemilikan Nasional

Kekhawatiran pasar meningkat karena tiga sumber yang mengetahui pembahasan OPEC+ menyebut bahwa kelompok ini berpotensi menyepakati peningkatan produksi hingga 500.000 barel per hari (bph) pada November, atau tiga kali lipat dari kuota tambahan Oktober. Kenaikan ini merupakan langkah Arab Saudi untuk merebut kembali pangsa pasar minyak global.

Menurut Jorge Montepeque, Managing Director Onyx Capital Group, beberapa bank termasuk Macquarie memproyeksikan kemungkinan super glut, yakni kelebihan pasokan yang signifikan di pasar minyak dunia, sehingga menekan sentimen investor.

“Situasinya sudah jelas terlihat. Stok minyak AS akan meningkat hingga akhir tahun, disertai kenaikan persediaan global yang terlihat. Ditambah dengan ekspor minyak mentah OPEC+ yang lebih tinggi, hasil akhirnya adalah lingkungan pasar minyak yang terus melemah,” tulis HFI Research dalam blognya.

Data terbaru Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan peningkatan stok minyak mentah, bensin, dan distilat pekan lalu. Peningkatan ini terjadi seiring penurunan aktivitas penyulingan dan menurunnya permintaan minyak, yang semakin menambah tekanan pada harga.

Selain faktor pasokan, proyeksi permintaan minyak juga menjadi sorotan. Analis PVM Energy menekankan bahwa ramalan permintaan minyak global sangat bervariasi, namun rata-rata revisi menunjukkan penurunan 150.000 bph sejak Januari hingga September 2025, yang menambah kekhawatiran terhadap oversupply.

Dari sisi geopolitik, tekanan terhadap pasokan minyak Rusia ikut memengaruhi pasar. Para menteri keuangan negara-negara G7 menyatakan akan memperketat sanksi terhadap Rusia, menargetkan pihak yang masih membeli minyak Moskow. Selain itu, AS akan memberikan intelijen kepada Ukraina untuk mendukung serangan rudal jarak jauh ke infrastruktur energi Rusia, termasuk kilang, pipa, dan fasilitas lainnya. Tujuannya, melemahkan pendapatan dan suplai minyak Rusia.

“Pasar kembali khawatir adanya potensi gangguan minyak Rusia. Namun selama belum ada gangguan nyata, dampaknya terhadap harga kemungkinan terbatas,” ujar Giovanni Staunovo, analis komoditas UBS.

Selain faktor geopolitik, permintaan penimbunan dari China, importir minyak mentah terbesar dunia, ikut menopang harga minyak dan menahan penurunan lebih dalam, menurut para pedagang.

Di sisi domestik AS, gangguan sementara pada jaringan pipa bahan bakar Colonial Pipeline juga sempat menimbulkan ketidakpastian. Jaringan pipa terbesar tersebut kembali beroperasi pada Kamis setelah mengalami gangguan singkat akibat pemeliharaan sistem yang tidak terencana, sehingga pasokan bahan bakar untuk konsumen tetap aman.

Dengan kondisi pasar yang rentan terhadap fluktuasi pasokan dan permintaan global, investor tampaknya memilih berhati-hati menjelang keputusan OPEC+ yang kemungkinan menentukan arah harga minyak dalam beberapa bulan ke depan.

Para analis memperingatkan bahwa jika OPEC+ menyetujui tambahan produksi, harga minyak kemungkinan akan tetap berada dalam tren melemah. Sebaliknya, gangguan geopolitik yang signifikan atau lonjakan permintaan di kuartal mendatang bisa menahan penurunan lebih dalam.

Secara keseluruhan, kombinasi faktor peningkatan pasokan global, penurunan permintaan, dan ketidakpastian geopolitik menjadi kunci dinamika harga minyak saat ini. Pasar tampak waspada, menunggu pertemuan akhir pekan ini sebagai sinyal arah jangka menengah untuk Brent dan WTI, dua benchmark utama harga minyak dunia.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

PGN Dinilai KLH, Operasional Gas Bumi Untungkan Masyarakat

PGN Dinilai KLH, Operasional Gas Bumi Untungkan Masyarakat

Pertamina Patra Niaga Pastikan Pasokan BBM Merata Nasional

Pertamina Patra Niaga Pastikan Pasokan BBM Merata Nasional

Bulog Pastikan Kualitas Beras MBG Terjaga Setiap Saat

Bulog Pastikan Kualitas Beras MBG Terjaga Setiap Saat

Bahlil Klarifikasi Vivo, Shell dan BP Batal Ambil Base Fuel

Bahlil Klarifikasi Vivo, Shell dan BP Batal Ambil Base Fuel

SPBU Swasta Vivo, BP-AKR Tunda Pembelian BBM Pertamina

SPBU Swasta Vivo, BP-AKR Tunda Pembelian BBM Pertamina